Wang Yue, anak berusia dua tahun yang dua kali terlindas mobil di China, akhirnya meninggal. Kasus ini telah memicu kemarahan tentang ketidakpedulian publik.
Seperti dikutip Reuters, Rumah Sakit telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan bayi perempuan tersebut, tetapi nyawanya tidak terselamatkan karena otaknya luka parah.
Dua orang pengemudi mobil yang melindas Yue sudah ditahan, namun di dunia maya timbul kritik perihal betapa cueknya orang-orang yang tidak mau menolong Yue. Ini dipicu oleh beredarnya video rekaman peristiwa tragis tersebut di internet.
Video tersebut, yang direkam pada tanggal 13 Oktober, kemudian ditayangkan oleh stasiun televisi. Di video tersebut, nampak van yang melindas Yue di sebuah jalan sempit di kota Foshan, provinsi Guangdong, terus saja berjalan dan tidak menolong.
Selama tujuh menit kemudian, orang-orang yang lewat di sekitar tempat kejadian dengan cuek terus melenggang dan kemudian Yue dilindas lagi oleh sebuah truk. Seorang pemulung kemudian menariknya ke tepi jalan dan ibu si bayi ikut menolong.
Kematian Yue mengundang reaksi di dunia maya. “Aku berharap malaikat kecil ini, yang dibuang oleh masyarakat, jadi alarm tentang betapa pentingnya pendidikan moral,” tulis seorang blogger.
“Semoga kamu bisa menemukan cinta di surga. Dunia ini disesaki dengan apatisme,” tulis blogger lainnya.
Solidaritas buat Yue terlihat dari kabar lansiran Xinhua tentang adanya dana sumbangan sebesar 270 ribu yuan (sekitar Rp 270 juta) untuk membiayai pengobatan Yue.
yue yue, bocah yang mengalami kecelakaan ditabrak mobil hingga memancing perhatian masyarakat dunia, telah meninggal dunia. Sementara itu, chen xianmei, wanita yang menolongnya pertama kali, memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya karena dituduh mencari popularitas.
Kasus tabrak lari seorang anak berumur 2 tahun yang kemudian dibiarkan terkapar begitu saja oleh masyarakat sekitarnya telah menyita perhatian dunia. Kini anak malang itu yang bernama yue yue atau wang yue, telah meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan luka serius bagi sejarah kemanusiaan di china.
Orang-orang yang terlibat dalam kasus ini diekspos secara habis-habisan, baik itu pengemudi yang menabrak, maupun orang-orang yang menunjukan sikap tak pedulinya dalam rekaman kamera cctv. Kita tentu berharap kasus ini akan menjadi cermin bagi masyarakat di sana untuk lebih memperhatikan sisi manusiawi mereka. Namun sayangnya, harapan itu masih terlalu jauh.
Ketika yue yue terbaring tak berdaya di lokasi kejadian, hanya ada satu orang yang peduli dengan kondisi gadis itu. Ia adalah chen xianmei. Mungkin berkat chen, yueyue masih sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan sebelum gadis malang itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
setelah itu chen segera dianggap sebagai seorang pahlawan. Ia diberi kesempatan kerja tetap dan sejumlah uang dari perusahaan lokal. Namanya langsung melambung setelah terpampang di berbagai macam media.
Banyak orang yang kagum padanya, tetapi, seperti yang ditulis oleh shanghaiist, tidak sedikit pula orang yang justru malah membenci wanita ini. Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan chen terhadap yue yue, tak lebih dari sekedar mencari popularitas dan uang. Mereka menuduh yen sebagai orang yang oportunis.
Gelombang reaksi dari orang-orang yang membenci (atau iri) terhadap chen semakin hari semakin meningkat. Dibarengi dengan orang pemerintah dan wartawan yang tak henti-hentinya berkunjung ke rumah chen siang dan malam. Wanita itu akhirnya memilih untuk angkat kaki dari tempat tinggalnya di foshan. Chen begitu trauma, bahkan kini menonton acara berita di televisi saja ia tidak berani.
"banyak orang yang mengatakan bahwa saya melakukan itu untuk mendapatkan ketenaran dan uang. Bahkan kini tetangga saya juga mengatakan hal yang sama!" ujar chen.
Dia mengatakan dirinya tidak seperti yang dituduhkan hingga ia takut mendengar perkataan orang lain sampai ia tidak berani menonton siaran televisi.
"saya sama sekali tak bermaksud demikian, dan saya sekarang takut mendengar perkataan dari orang lain sampai-sampai saya tak berani untuk melihat siaran berita di televisi. Saya tidak melakukan itu untuk mendapatkan uang," tegasnya.
Air matanya berlinang ketika ia mengatakan, "saya tidak mencuri atau merampok. Apa yang saya lakukan hanyalah untuk menyelamatkan anak itu".
Fenomena sosial yang menyedihkan seperti ini tentu membuat kita bertanya. Apa gerangan yang menyebabkan tumpulnya rasa kemanusian dari sebagian masyarakat di china?
Menurut thediplomat.com, fenomena ini terjadi karena jati diri china itu sendiri. Sebagai negara yang tingkat ekonominya mengalami peningkatan secara pesat dan tajam, ekonomi kini telah menjadi tolak ukur utama bagi sebagian masyarakat di sana.
Masyarakat china di bawah didikan partai komunis china (pkc) telah berkembang menjadi terlalu utilitarian, mereka telah mencapai tingkat dimana mereka tidak dapat lagi mentoleransi orang-orang yang bertindak atas dasar altruistik (mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan dirinya sendiri). Mereka hanya bisa menganalisa tindakan heroik chen atas dasar untung dan rugi yang ujung-ujungnya selalu dikaitkan dengan adanya reward berupa materi.
Mereka ini adalah orang-orang yang protes ketika chen berhasil mendapatkan banyak pujian dan uang dari tindakannya tersebut, sedangkan ketika dulu mereka pernah menolong orang lain, mereka tidak mendapat perlakuan yang sama.
Terlepas dari benar atau tidaknya analisa diatas, chen adalah bukti nyata bahwa di china masih ada orang-orang yang rasa kemanusiaannya tidak tergores oleh fenomena pergesekan moral dan sosial. Dan mereka tidah hanya satu atau dua. Hingga saat ini, situs jejaring sosial di china masih dipenuhi oleh orang-orang yang menyesali kepergian yue yue. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang merasa malu atas perlakuan 'tidak peduli' yang ditunjukan oleh teman-teman sebangsa mereka di china
yue yue, bocah yang mengalami kecelakaan ditabrak mobil hingga memancing perhatian masyarakat dunia, telah meninggal dunia. Sementara itu, chen xianmei, wanita yang menolongnya pertama kali, memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya karena dituduh mencari popularitas.
Kasus tabrak lari seorang anak berumur 2 tahun yang kemudian dibiarkan terkapar begitu saja oleh masyarakat sekitarnya telah menyita perhatian dunia. Kini anak malang itu yang bernama yue yue atau wang yue, telah meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan luka serius bagi sejarah kemanusiaan di china.
Orang-orang yang terlibat dalam kasus ini diekspos secara habis-habisan, baik itu pengemudi yang menabrak, maupun orang-orang yang menunjukan sikap tak pedulinya dalam rekaman kamera cctv. Kita tentu berharap kasus ini akan menjadi cermin bagi masyarakat di sana untuk lebih memperhatikan sisi manusiawi mereka. Namun sayangnya, harapan itu masih terlalu jauh.
Ketika yue yue terbaring tak berdaya di lokasi kejadian, hanya ada satu orang yang peduli dengan kondisi gadis itu. Ia adalah chen xianmei. Mungkin berkat chen, yueyue masih sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan sebelum gadis malang itu menghembuskan nafasnya yang terakhir.
setelah itu chen segera dianggap sebagai seorang pahlawan. Ia diberi kesempatan kerja tetap dan sejumlah uang dari perusahaan lokal. Namanya langsung melambung setelah terpampang di berbagai macam media.
Banyak orang yang kagum padanya, tetapi, seperti yang ditulis oleh shanghaiist, tidak sedikit pula orang yang justru malah membenci wanita ini. Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan chen terhadap yue yue, tak lebih dari sekedar mencari popularitas dan uang. Mereka menuduh yen sebagai orang yang oportunis.
Gelombang reaksi dari orang-orang yang membenci (atau iri) terhadap chen semakin hari semakin meningkat. Dibarengi dengan orang pemerintah dan wartawan yang tak henti-hentinya berkunjung ke rumah chen siang dan malam. Wanita itu akhirnya memilih untuk angkat kaki dari tempat tinggalnya di foshan. Chen begitu trauma, bahkan kini menonton acara berita di televisi saja ia tidak berani.
"banyak orang yang mengatakan bahwa saya melakukan itu untuk mendapatkan ketenaran dan uang. Bahkan kini tetangga saya juga mengatakan hal yang sama!" ujar chen.
Dia mengatakan dirinya tidak seperti yang dituduhkan hingga ia takut mendengar perkataan orang lain sampai ia tidak berani menonton siaran televisi.
"saya sama sekali tak bermaksud demikian, dan saya sekarang takut mendengar perkataan dari orang lain sampai-sampai saya tak berani untuk melihat siaran berita di televisi. Saya tidak melakukan itu untuk mendapatkan uang," tegasnya.
Air matanya berlinang ketika ia mengatakan, "saya tidak mencuri atau merampok. Apa yang saya lakukan hanyalah untuk menyelamatkan anak itu".
Fenomena sosial yang menyedihkan seperti ini tentu membuat kita bertanya. Apa gerangan yang menyebabkan tumpulnya rasa kemanusian dari sebagian masyarakat di china?
Menurut thediplomat.com, fenomena ini terjadi karena jati diri china itu sendiri. Sebagai negara yang tingkat ekonominya mengalami peningkatan secara pesat dan tajam, ekonomi kini telah menjadi tolak ukur utama bagi sebagian masyarakat di sana.
Masyarakat china di bawah didikan partai komunis china (pkc) telah berkembang menjadi terlalu utilitarian, mereka telah mencapai tingkat dimana mereka tidak dapat lagi mentoleransi orang-orang yang bertindak atas dasar altruistik (mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan dirinya sendiri). Mereka hanya bisa menganalisa tindakan heroik chen atas dasar untung dan rugi yang ujung-ujungnya selalu dikaitkan dengan adanya reward berupa materi.
Mereka ini adalah orang-orang yang protes ketika chen berhasil mendapatkan banyak pujian dan uang dari tindakannya tersebut, sedangkan ketika dulu mereka pernah menolong orang lain, mereka tidak mendapat perlakuan yang sama.
Terlepas dari benar atau tidaknya analisa diatas, chen adalah bukti nyata bahwa di china masih ada orang-orang yang rasa kemanusiaannya tidak tergores oleh fenomena pergesekan moral dan sosial. Dan mereka tidah hanya satu atau dua. Hingga saat ini, situs jejaring sosial di china masih dipenuhi oleh orang-orang yang menyesali kepergian yue yue. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang merasa malu atas perlakuan 'tidak peduli' yang ditunjukan oleh teman-teman sebangsa mereka di china
videonya :(
memang banyak sekali video di China yang bener2 ga peduli lingkungan sekitar. dulu saya pernah melihat video kakek2 tertabrak di jalan dan tidak ada yang menolong,warga cuma melihat dan beberapa video serupa. Inilah dampak dari kemajuan teknologi yang berimbas pada pengurangan moral bangsa. Saya berharap kejadian seperti ini tidak pernah terjadi di Indonesia. Bye Wan yue, semoga kau bisa tersenyum di surga :)
sedikit komen dari orang yang pernah tinggal di China
sedikit komen dari orang yang pernah tinggal di China
- ane tinggal di guan dong gan... di cina ke jadian ini jg bukan pertama kali... masih banyak hal yg lain... saya sendiri jg gk berano bantuin orang di sini...semenjak melihat berita tentang nenek2 yg terpeleset di bus, kemudian seorang pemuda yg baik hati menolongnya.tp nenek itu bilang ke orang laen kalo pemuda ini yg menjatuh kan dia.... masalah ini sampe ke persidangan... tp jaksa memutuskan pemuda ini yg bersalah.... bahkan hrs membayar uang yg banyak...
- jujur ane ndak kaget gan liatnya..ane pernah 1 taon tinggal di Beijing, pas lagi jalan ke Carfour ma temen ane yg orang Jepang, ada kecelakaan sepeda motor lawan sepeda, yg pengendara sepeda motor sampe jatuh ga bisa bangun di tengah jalan, ga ada yg nolongin sampe ane ma temen Jepang ane yg nolong...
uda gitu pas di pinggir jalan ane ma temen jepang ane kan mao coba nelpon polisi ato ambulance, secara kita ber 2 bukan penduduk asli, bahasa juga baru belajar..kita minta tolong orang2 sana yg lewat buat telponin polisi ato ambulance, tpi mereka NDAK MAU! malah cuek lewat aja...untung temen Jepang ane skill mandarin nya lumayan, jadi dengan agak susah dan berbelit belit akhirnya dia berhasil nelp ambulance.
Parahnya, ada polisi yg datang saya cegat, tu polisi cuma liat, trus bilang "o ini bukan tugas saya, sudah tlp ambulance kan? o ya tunggu saja sampai ambulance nya datang" trus tu polisi pergi @_@
kalo tu kecelakaannya parah, ane yakin uda meninggal tu orang... - well banyak yang gatau emang,
Undang2 di china emang harus dirumah
biar lebih mendukung HAM gitu setidaknya
kalo diindonesia hukumnya sama kek disana
gw rasa sama aja kejadiannya, GA BAKALAN ADA YANG MAU NOLONG,
kenapa?
" Ada hukum di China yang membebankan separuh biaya pengobatan korban kecelakaan terhadap orang yang membawanya ke rumah sakit. Untuk korban meninggal dibebankan 20.000 yuan,sedangkan untuk korban rawat inap mencapai ratusan ribu yuan.
Pilihan menjadi:
1.Tidak Menolong = 0 yuan
2.Menolong Saat meninggal= 20.000 Yuan
3.Menolong saat terluka = 100.000 yuan"
gw tanya temen gw 20.000 yuan itu sekitar 30juta bung
bayangin eui kalo diindo begini juga?
gw rasa bakalan SAMA!
PS: gw mau cerita kejadian diindo nih, temennya tmen gw, ketabrak kereta, boro2 ditolongin, ada juga dirampas doank harta bendanya, sekarat ampe mampus disana ga ada yang mau nolong (terutama warga sekitar) mungkin karna uda biasa liat orang mate direl kereta
makin lama manusia makin ga berperikemanusiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar